Sampai suatu hari, kamu dengar dari orang lain yang tahu tentang rahasia kamu. Sumbernya orang itu tahu rahasia kamu dari sahabat kamu sendiri!
Kukira sahabat tak semanis yang diceritakan orang lain. Bagiku, sahabatku justru orang yang mengkhianatiku, yang menusukku dari belakang.
“Grrrrrrrrrrrrrrrrrr` Bete, Sedih, Marah, ARRRRGH” Ternyata sahabatku pengkhianat! Rasanya pengen… .Eiits jangan buru-buru mengotori tangan kamu buat menghajar dia, friends. Memang sih namanya dikhianatin sama sohib sendiri tuh sakit banget rasanya. Apalagi selama ini sudah kamu percaya dan sudah kamu anggap kayak saudara sendiri.
So, apa yang harus kamu lakukan?
Tarik nafas dalam-dalam buat nenangin diri, terus baru kamu ajak bicara sahabatmu itu secara baik-baik.
Kalau dia merasa bersalah dan meminta maaf, ada kemungkinan dia memang nggak sengaja membocorkan rahasia kamu.
Tapi kalau dia diam, jangan buru-buru jadi histeris ya . Kasih saja dia waktu buat menjelaskan alasannya.
Mau lanjut persahabatan? Tergantung bagaimana sikap kamu sama dia.
Kamu bersedia nggak memaafkan terus memulai semuanya dari awal lagi? Sahabatku, mau nggak memperbaiki kesalahan terus punya komitmen tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi?
Kalau kesalahannya fatal banget, nggak ada salahnya kamu berjaga-jaga. Kalau dia sengaja melakukannya, sudah pasti dia bukan seorang sahabat yang baik buat kamu.
Memang dalam berteman kita nggak boleh pilih-pilih. Tapi buat jadi sahabat kita harus tahu KUALITAS dari sahabat kita itu.
Banyak banget contoh yang bisa diambil tentang berkhianatnya seseorang yang semula kita anggap sahabat. Mungkin saja ia yang dulu kita percaya sebagai tempat curhat ternyata sekarang menghindar. Bukan itu saja, rahasia hidup kita ia obral kesana-kemari. Duh…malu tentu rasa hati ini.
Bisa jadi, kebaikan seseorang yang kita sangka sahabat ternyata hanya bila ada maunya. Ia baik ketika mau mencontek ulangan karena semalam nggak belajar. Ia ramah karena ternyata naksir kakak cowok kamu. Ia rajin menyapa karena mau hutang uang jajanmu. Dan bila tujuannya sudah tercapai, maka ia akan pergi tanpa permisi. Gondok banget gak sih punya sahabat model begini?
Jangan sedih. Bila kebetulan kamu ketemu dengan tipe orang kayak begini, dia memang tak pantas disebut sebagai sahabat. Biarlah dia pergi bila memang dianggapnya kamu sudah tak memberi keuntungan apa pun baginya. Sakit hati memang ada. Tapi tak perlu dipelihara terlalu lama. Sayangi hati dan perasaanmu sendiri. Rugi banget bila waktu dihabiskan hanya untuk merasa jengkel karena merasa dikhianati seseorang yang sudah terlanjur dianggap sebagai sahabat.
Jangan patah arang. Jangan pula menganggap semua orang seperti itu. Selalu ada sisi baik di balik terjadinya peristiwa yang tidak mengenakkan hati. Ketika satu sahabat mengkhianatimu, yakinlah akan hadir banyak sahabat lain yang akan setia dan baik padamu. Yang penting kamu harus memperbaiki kualitas diri dulu agar pribadi-pribadi yang datang padamu juga merupakan pribadi yang berkualitas juga.
Seiring dengan semakin berkualitasnya diri kamu, maka sahabat yang akan datang kelak juga tak jauh dari kualitas yang kamu sandang. Begitu sebaliknya. Maka ketika pengalaman masa lalu memberi kamu pelajaran tentang sakitnya dikhianati oleh sahabat, maka introspeksi saja bahwa mungkin itu adalah teguran ketika kamu belum bisa menjadi sahabat yang baik bagi orang lain. Jadi jangan berkecil hati. Tetap optimis bahwa hidupmu akan lebih ceria dan berwarna dengan dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang baik. Insya Allah ^_^
So, choose a right friends!
Seiring
dengan semakin berkualitasnya diri kamu, maka sahabat yang akan datang
kelak juga tak jauh dari kualitas yang kamu sandang. Begitu sebaliknya.
Maka ketika pengalaman masa lalu memberi kamu pelajaran tentang sakitnya
dikhianati oleh sahabat, maka introspeksi saja bahwa mungkin itu adalah
teguran ketika kamu belum bisa menjadi sahabat yang baik bagi orang
lain. Jadi jangan berkecil hati. Tetap optimis bahwa hidupmu akan lebih
ceria dab berwarna dengan dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang baik.
Insya Allah ^_^[ - See more at:
http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2010/09/24/10342/ketika-sahabat-berkhianat/#sthash.eEr8sHrY.dpuf
Banyak
banget contoh yang bisa diambil tentang berkhianatnya seseorang yang
semula kita anggap sahabat. Mungkin saja ia yang dulu kita percaya
sebagai tempat curhat ternyata sekarang menghindar. Bukan itu saja,
rahasia hidup kita ia obral kesana-kemari. Duh…malu tentu rasa hati ini.
Bisa jadi, kebaikan seseorang yang kita
sangka sahabat ternyata hanya bila ada maunya. Ia baik ketika mau
mencontek ulangan karena semalam nggak belajar. Ia ramah karena ternyata
naksir kakak cowok kamu. Ia rajin menyapa karena mau hutang uang
jajanmu. Dan bila tujuannya sudah tercapai, maka ia akan pergi tanpa
permisi. Gondok banget gak sih punya sahabat model begini?
Jangan sedih. Bila kebetulan kamu ketemu
dengan tipe orang kayak begini, dia memang tak pantas disebut sebagai
sahabat. Biarlah dia pergi bila memang dianggapnya kamu sudah tak
memberi keuntungan apa pun baginya. Sakit hati memang ada. Tapi tak
perlu dipelihara terlalu lama. Sayangi hati dan perasaanmu sendiri. Rugi
banget bila waktu dihabiskan hanya untuk merasa jengkel karena merasa
dikhianati seseorang yang sudah terlanjur dianggap sebagai sahabat.
Jangan patah arang. Jangan pula
menganggap semua orang seperti itu. Selalu ada sisi baik di balik
terjadinya peristiwa yang tidak mengenakkan hati. Ketika satu sahabat
mengkhianatimu, yakinlah akan hadir banyak sahabat lain yang akan setia
dan baik padamu. Yang penting kamu harus memperbaiki kualitas diri dulu
agar pribadi-pribadi yang datang padamu juga merupakan pribadi yang
berkualitas juga.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2010/09/24/10342/ketika-sahabat-berkhianat/#sthash.eEr8sHrY.dpuf
Banyak
banget contoh yang bisa diambil tentang berkhianatnya seseorang yang
semula kita anggap sahabat. Mungkin saja ia yang dulu kita percaya
sebagai tempat curhat ternyata sekarang menghindar. Bukan itu saja,
rahasia hidup kita ia obral kesana-kemari. Duh…malu tentu rasa hati ini.
Bisa jadi, kebaikan seseorang yang kita
sangka sahabat ternyata hanya bila ada maunya. Ia baik ketika mau
mencontek ulangan karena semalam nggak belajar. Ia ramah karena ternyata
naksir kakak cowok kamu. Ia rajin menyapa karena mau hutang uang
jajanmu. Dan bila tujuannya sudah tercapai, maka ia akan pergi tanpa
permisi. Gondok banget gak sih punya sahabat model begini?
Jangan sedih. Bila kebetulan kamu ketemu
dengan tipe orang kayak begini, dia memang tak pantas disebut sebagai
sahabat. Biarlah dia pergi bila memang dianggapnya kamu sudah tak
memberi keuntungan apa pun baginya. Sakit hati memang ada. Tapi tak
perlu dipelihara terlalu lama. Sayangi hati dan perasaanmu sendiri. Rugi
banget bila waktu dihabiskan hanya untuk merasa jengkel karena merasa
dikhianati seseorang yang sudah terlanjur dianggap sebagai sahabat.
Jangan patah arang. Jangan pula
menganggap semua orang seperti itu. Selalu ada sisi baik di balik
terjadinya peristiwa yang tidak mengenakkan hati. Ketika satu sahabat
mengkhianatimu, yakinlah akan hadir banyak sahabat lain yang akan setia
dan baik padamu. Yang penting kamu harus memperbaiki kualitas diri dulu
agar pribadi-pribadi yang datang padamu juga merupakan pribadi yang
berkualitas juga.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2010/09/24/10342/ketika-sahabat-berkhianat/#sthash.eEr8sHrY.dpuf
Banyak
banget contoh yang bisa diambil tentang berkhianatnya seseorang yang
semula kita anggap sahabat. Mungkin saja ia yang dulu kita percaya
sebagai tempat curhat ternyata sekarang menghindar. Bukan itu saja,
rahasia hidup kita ia obral kesana-kemari. Duh…malu tentu rasa hati ini.
Bisa jadi, kebaikan seseorang yang kita
sangka sahabat ternyata hanya bila ada maunya. Ia baik ketika mau
mencontek ulangan karena semalam nggak belajar. Ia ramah karena ternyata
naksir kakak cowok kamu. Ia rajin menyapa karena mau hutang uang
jajanmu. Dan bila tujuannya sudah tercapai, maka ia akan pergi tanpa
permisi. Gondok banget gak sih punya sahabat model begini?
Jangan sedih. Bila kebetulan kamu ketemu
dengan tipe orang kayak begini, dia memang tak pantas disebut sebagai
sahabat. Biarlah dia pergi bila memang dianggapnya kamu sudah tak
memberi keuntungan apa pun baginya. Sakit hati memang ada. Tapi tak
perlu dipelihara terlalu lama. Sayangi hati dan perasaanmu sendiri. Rugi
banget bila waktu dihabiskan hanya untuk merasa jengkel karena merasa
dikhianati seseorang yang sudah terlanjur dianggap sebagai sahabat.
Jangan patah arang. Jangan pula
menganggap semua orang seperti itu. Selalu ada sisi baik di balik
terjadinya peristiwa yang tidak mengenakkan hati. Ketika satu sahabat
mengkhianatimu, yakinlah akan hadir banyak sahabat lain yang akan setia
dan baik padamu. Yang penting kamu harus memperbaiki kualitas diri dulu
agar pribadi-pribadi yang datang padamu juga merupakan pribadi yang
berkualitas juga.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/smart-teen/2010/09/24/10342/ketika-sahabat-berkhianat/#sthash.eEr8sHrY.dpuf