/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-12/ani1155.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/anime/ani-12/ani1155.gif), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */ Luffy Stretching Arms

Pages

right under or

Tuesday, September 20, 2016

Makalah Anatomi & Fisiologi Payudara serta Manajemen ASI sampai Proses Pengeluaran ASI

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Payudara memegang peranan penting dalam kebiasaan seksual manusia. Setiap manusia pada umumnya memiliki payudara, tetapi antara laki-laki dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah salah satu tanda pertumbuhan sekunder dari seorang perempuan dan merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari itu, untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini menjadi sumber utama kehidupan, karena air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi.
Para ahli menyatakan bahwa tidak ada payudara pada makhluk hidup lain yang berjenis kelamin betina selain pada manusia yang memiliki besar yang bervariasi, relatif terhadap seluruh bagian tubuh, ketika tidak menyusui manusia adalah satu-satunya primata yang memiliki payudara yang menggelembung setiap saat. Hal ini mengindikasikan bahwa bentuk luar dari payudara terhubung dengan faktor-faktor lain selain menyusui. Sebuah teori didasarkan pada sebuah fakta bahwa tidak seperti hampir semua primata, manusia yang berjenis kelamin perempuan tidak memberikan pandangan fisik yang jelas atas terjadinyaovulasi. Ini dapat berakibat secara perlahan pada manusia yang berjenis kelamin pria untuk berevolusi demi merespon tanda-tanda yang lebih jelas terhadap adanya ovulasi.












B.   Rumusan masalah
1.    Bagaimana anatomi Payudara?
2.    Bagaimana fisiologi payudara?
3.    Bagaimana tahapan perkembangan payudara?
4.    Bagaimana proses produksi ASI?
5.    Bagaimana proses laktasi?
6.    Bagaimana proses pembentukan laktogen?
7.    Bagaimana manajemen laktasi?

C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui anatomi Payudara.
2.      Untuk mengetahui fisiologi payudara.
3.      Untuk mengetahui tahapan perkembangan payudara.
4.      Untuk mengetahui proses produksi ASI.
5.      Untuk mengetahui proses laktasi.
6.      Untuk mengetahui proses pembentukan laktogen.
7.      Untuk mengetahui manajemen laktasi.
   












BAB II
TINJAUAN  TEORI


A.  Anatomi Payudara
a.    Pengertian Payudara
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada, tepatnya pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang tampak dari luar sebagai berikut:
1)   Superior    : iga II atau III
2)   Inferior     : iga VI atau VII
3)   Medial      : pinggir sternum
4)   Lateral      : garis aksillaris anterior

          Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5MH2fiXIfg_2yrLxdkNIqSio9a4Yr9xqVFc_D4Bn0KdsxEOcAaszXdnhxVMmv2JXRTqFezrKNrp1L9bYeDCdj0p4r2L1z9aLIm3Ms2pF-M79ov3dai5LyDX4bmpb-91bSbbMhE4U4VEyT/s200/1.png
(Gambar Payudara tampak depan )
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. (Ambarwati, 2008)
Payudara adalah  Organ tubuh yang terletak  bagian bawah kulit dan di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Dengan kata lain, payudara terletak di dinding depan fasia superfisialis antara tulang dada sampai tulang iga ke enam, bentuknya cembung ke depan bervariasi dan di tengahnya terdapat putting susu yang terdiri dari kulit dan jaringan erektil (Maryunani, 2010).
Ada tiga bagian utama payudara, yaitu:
  1. Korpus (badan), yaitu yang membesar
  2. Aerola, yaitu yang kehitaman di tengah
  3. Papilla, atau putting, yaitu yang menonjol di puncak payudara
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ8gVZPoCIFc3jSaF3CTm13INIjC5veaOqhg_BSxNxPjfHFfhXSLehE7Wm_6xBwu9RKHG_XrhkqMwZVJJBJB3bK748MJMVL54eTL47Yqv2dxhpG3bTBo1aBF5VVC6-1j8BerFMB9YY5tg/s1600/anatomi-payudara.JPG
Kulit puting susu berpigmen banyak dan tidak berambut. Papilla dermis mengandung banyak kelenjar sebasea. Ada empat macam bentuk puting, yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk putting ini tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi.
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong, lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Jaringan kelenjarnya terdiri dari 15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi puting. Tiap-tiap segmen mempunyai satu aliran yang akan berdilatasi, sesampainya di belakang areola. (Ambarwati, 2008)
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqjYiRt24r0ZygTBbx07RShHAhIjIWLNhMIx8Fi2oQFWWx5Nt47W06Eo1Zl9qlwEEdBxfJeYcY2-R3uZW3hWNn9tzJ_70y7DalHKDN6h2MPu0Be9qIj8ZzdGoInGkFJMdD2AbJnkvkQ9WY/s320/3.png


Pada retro areola ini, duktus yang berdilatasi itu menjadi lembut, kecuali selama masa menyusui, ia akan mengalami distensi. Masing-masing duktus ini tak berisi, dan mempunyai satu bukaan ke arah puting (duktus eksretorius). Tiap lobus dibagi menjadi 50-75 lobulus, yang bermuara ke dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus aksretorius lobus itu. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara.( Arianto, 2004)
Payudara mendapat perdarahan dari :
1)      Cabang-cabang perforantes a.mammaria interna. Cabang-cabang I, II, III, dan IV dari a. mammaria interna menembus dinding dada dekat pinggir sternum pada interkostal yang sesui, menembus m.pektoralis mayor dan memberi pendarahan tepi medial glandula mamma.
2)      Rami pektoralis a. thorako-akromialis Arteri ini berjalan turun diantara m. pektoralis minor dan m. pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m. pektoralis mayor, arteri ini akan mendarahi glandula mamma bagian dalam (deep surface).
3)      A. thorakalis lateralis (a. mammaria eksterna) Pembuluh darah ini jalan turun menyusuri tepi lateral m. pektoralis mayor untuk mendarahi bagian lateral payudara.
4)      A. thorako-dorsalis Pembuluh darah ini merupakan cabang dari a. subskapularis. Arteri ini mendarahi m. latissimus dorsi dan m. serratus magnus. walaupun arteri ini tidak memberikan pendarahan pada glandula mamma, tetapi sangat penting artinya. Karena pada tindakan radikal mastektomi, perdarahan yang terjadi akibat putusnya arteri ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan ”the bloody angel”.
5)      Vena
Pada daerah payudara, terdapat tiga grup vena :
a.       Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna Vena ini merupakan vena terbesar yang mengalirkan darah dari payudara. Vena ini bermuara pada v. mammaria interna yang kemudian bermuara pada v. innominata.
b.      Cabang-cabang v. aksillaris yang terdiri dari v. thorako-akromialis, v. thorakalis lateralis dan v. thorako-dorsalis.
c.       Vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis. Vena interkostalis bermuara pada v. vertebralis, kemudian bermuara pada v. azygos (melalui vena-vena ini metastase dapat langsung terjadi di paru)
Description: https://sweetysmiler.files.wordpress.com/2011/01/4.png
                  Pembuluh getah bening Pembuluh getah bening aksilla :
             Pembuluh gatah bening aksilla ini mengalirkan getah bening dari daerah- daerah sekitar areola mamma, kuadran lateral bawah dan kuadran lateral atas payudara. Pembuluh getah bening mammaria interna: Saluran limfe ini mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan medial payudara. Pembuluh ini berjalan di atas fasia pektoralis lalu menembus fasia tersebut dan masuk ke dalam m. pektoralis mayor. Lalu jalan ke medial bersama-sama dengan sistem perforantes menembus m. interkostalis dan bermuara ke dalam kelenjar getah bening mammaria interna. Dari kelenjar mammaria interna, getah bening mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna. Sebagian akan bermuara pada v. kava, sebagian akan bermuara ke duktus thorasikus (untuk sisi kiri) dan duktus limfatikus dekstra (untuk sisi kanan). Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kuadran medial bawah payudara. Pembuluh ini berjalan bersama-sama vasa epigastrika superior, menembus fasia rektus dan masuk ke dalam kelenjar getah bening preperikardial anterior yang terletak di tepi atas diafragma di atas ligamentum falsiform. Kelenjar grtah bening ini juga menampung getah bening dari diafragma, ligamentum falsiforme dan bagian antero-superior hepar. Dari kelenjar ini, limfe mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna.
             Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata.
             Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. 5 Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus berploliferasi, dan tumbuh ductus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.
b.    Letak
Payudara wanita disebut juga glandula mammaria yang merupakan alat reprouksi tambahan. Payudara terletak pada sisi sternumdan meluas setinggi antara costa ke dua dan keenam. Payudara teletak pada fascia superficialis dinding rongga dada diatas musculus pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensori.(Ambarwati.2008)
c.    Bentuk
Masing masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor ( caudal). Dari jaringnan yang meluas ke ketiak atau axilla ( cauda axillaris spence ).  (Ambarwati. 2008)
d.   Ukuran
Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga bergantung pda stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada payudara yang lain. (Ambarwati. 2008)
e.    Struktur Makroskopis
Struktur makroskopis dibagi menjadi 3 yaitu :
1)   Cauda Axillaris : jaringan payudara yang meluas ke arah axiila
2)   Areola : daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi dan masing masing payudara bergaris tengah kira – kira 2,5 cm. Areola berwarna merah muda pada wanita yang berkulit cerah, lebigh gelap pada wanita yang berkulit coklat dan warna tersebut menjadi lebih gelap ada waktu hamil. Di daerah areola ini terletak kira – kira 20 glandula sebacea. Pada kehamilan areola ini membesar dan di sebut tuberkulum montgomery.
3)   Papilla mamae : Terletak dipusat areola mammae setinggi iga ( costa ) ke 4. Papila mammae suatu tonjolan dengan panjang kira – kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil berpigme dan merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla mammae berlubang – lubang berupa ostium papillare kecil –kecil yang merupakan ductus lactifer.ductus lactifer ini dilapisi oleh epitel.
Bentuk puting ada empat macam, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang  dan terbenam (Ambarwati. 2008)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf_ehkK3NN8UqSpt9ONaR6RuAnBVqhPgd4qpsgZppI2wQ3nh3qvYysRkFygsJoPVMIR_UKHaMxOPJ2CIJkc7A1e-rt_YyqmL6txPhyphenhyphenGk3CUz3w4cJMbOXUV_qiwUpX9soCWmGvLHEUZ7Om/s200/2.png

f.     Struktur Mikroskopis
Struktur mikroskopis dibagi menjadi 4 yaitu:
1)      Alveoli : mengandung sel – sel yang mensekresi air susu. Sertiap alveoli dilapisi oleh sel – sel yang mensekresi air susu, disebut acini yang mengekstraksi faktor – faktor dari darah yang penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat sel – sel mioepitel yang kadang – kadang di sebut sel keranjang atau sel laba – laba. Apabila sel – sel ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke dalam ductus lactifer. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2)      Tubulus lactifer : saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.
3)       Ductus lactifer : saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer. Meluas dari ampulla sampai muara papilla mammae.
4)      Ampulla : bagian dari ductus lactifer yang melebar yang merupakan tempat menyimpan air susu. Ampulla terletak di bawah areola.
5)        jaringan ikat & lemak : jaringan penunjang & pelindung
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan pengeluaran ASI (oksitosin). Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI. Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi, terdapat dua refleks yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan putting susu dikarenakan hisapan bayi. (Ambarwati. 2008)

B.  Fisiologi Payudara
Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon yaitu :
1)      Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
2)       Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
3)      Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus berploliferasi, dan tumbuh ductus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu. (Walyani, Elisabeth Siwi. 2014)

C.  Tahap Perkembangan Payudara
Payudara wanita adalah salah satu struktur tubuh yang rumit dan luar biasa. Payudara wanita mulai tumbuh pada masa puber dan terus berubah seiring dengan fluktuasi hormonnya. Biasanya payudara mulai kendur pada akhir usia 40-an. Seperti apa kondisi payudara payudara dalam setiap tahapan usia?
1)   Usia 20-an
Pada masa pubertas ketika tubuh seorang gadis remaja pertama menghasilkan estrogen dalam jumlah cukup, payudaranya akan berkembang pesat, membentuk dua kerangka jaringan ikat serta sistem kelenjar, saluran, pembuluh darah, kelenjar getah bening, dan saraf. Secara bersamaan, payudara juga mengembangkan sel-sel lemak yang membentuk gumpalan kelenjar payudara. Payudara juga lebih cepat terpengaruh gaya gravitasi. Untuk mencegahnya, kenakan bra yang mampu menyangga "aset" Anda ini dengan sempurna.
2)      Usia 30-an
Selama kehamilan, payudara secara bertahap akan membesar. Boleh jadi bobot kedua payudara akan bertambah sebanyak setengah kilogram. Peregangan kulit di sekitar payudara akibat kenaikan berat badan juga bisa mengganggu produksi kolagen sehingga membuat kulit di sekitar payudara menjadi kendur, terutama setelah persalinan. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri sekali setiap bulan. Jika ibu atau saudari Anda memiliki riwayat kanker, lakukan mamografi di usia 35 tahun.
3)      Usia 40-an 
Walaupun Anda belum pernah hamil dan melahirkan, di usia ini kelenjar penghasil susu (lobule) akan mengecil sehingga payudara terlihat kendur. Penurunan berat badan yang drastis juga bisa membuat payudara terlihat kendur akibat lapisan lemak pada payudara menyusut. Push up bra bisa menyiasati hal tersebut. Mamografi disarankan setahun sekali.
4)      Usia 50-an
Pada saat menopause, perubahan pada payudara yang biasanya terjadi selama siklus haid tidak terjadi lagi. Namun, risiko kanker payudara akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pemeriksaan payudara menjadi lebih penting lagi dilakukan setelah menopause. (Verralls, Sylvia. 1997).

D.  Produksi Air Susu
Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormone yang disekresi oleh glendula pituitary anterior, penting untuk produksi ASI tetapi walaupun kadar hormone ini di dalam siklus maternal meningkat selama kehamilan, kerja hormone ini dihambat oleh hormone plasenta. Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar estrogen dan progesterone berangsur-angsur turun hingga tingkat dapat dilepaskannya dan diaktifkannya prolaktin. Terjadi peningkatan suplai darah yang beredar pat dilewat payudara dan dapat diekstraksi dan penting untuk pembentukan akhir susu. Globulun, lemak, dan molekul-molekul protein dari dasar sel-sel sekretoris akan membengkakkan acini dan mendorongnya menuju ke tubuli laktifer. Peningkatan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi dan dengan demikian juga mempunyai fungsi kontrasepsi, tetapi ibu perlu memberi air susu agar pengaruhnya benar-benar efektif. Kadar prolaktin paling tinggi adalah pada malam hari dan penghentian pertama air susu dilakukan pada malam hari yang biasanya memang demikian sebagai fungsi kontrasepsi. (Nugroho,Taufan. 2014)

E.  Pengeluaran Air Susu
Dipengaruhi oleh hormone oksitosin, dimana pengeluran air susu dibagi menjadi 2 proses, yaitu:
1)   Tekanan dari belakang
Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli tersebut ke dalam  tubuli laktifer dan pengisapan oleh bayi yang akan memacu sekresi air susu lebih banyak.
2)   Refleks neurohormonal
Apabila bayi disusui maka grakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan syaraf yang terdapat di dalam glandula pituitary posterior. Akibat langsung reflex ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitary posterior, hal ini akan menyebabkan sel-sel mioepitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong air susu masuk ke dalam pembuluh laktifer dan dengan demikian lebih banyak air susu yang mengalir ke dalam ampulla. Refleksi ini dapat dihambat oleh adanya rasa sakit, misalnya jahitan perineum.Dengan demikian penting untuk menempatkan ibu dalam posisi yang aman, santai dan bebas dari rasa sakit, terutama pada jam – jam menyusukan anak. Sekresi oks itosin yang sama juga akan menyebabkan otot uterus berkontraksi dan membantu involusi uterus selama nifas. (Nugroho,Taufan. 2014)
F.     Proses Laktasi
Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-hormon yang berperan adalah :
1.    Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2.    Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
3.    Follicle stimulating hormone (FSH)
4.    Luteinizing hormone (LH)
5.    Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.
6.    Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain itu, pasca melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down/ milk ejection reflex.
7.    Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation). (Nugroho,Taufan. 2014)

G.    Proses Pembentukan Laktogen
Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:
1.    Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.
2.    Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon progesteron, esterogen dan HPL. Akan tetapi kadar hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran. Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh. Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan.  Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah melahirkan. Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
3.    Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan. (Nugroho,Taufan. 2014)
Ada 4 hormon  yang penting  dlm pertumbuhan ductus :
1)      GH
2)      Prolaktin
3)      Glukokortikoid adrenal
4)        Insulin
Terdapat faktor penghambat saat prolaktin disekresi oleh hipofise anterior       menekan sekresi hormon yang lain. Faktor penghambat : dopamin kateklamin.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:
1)      Kurang sering menyusui atau memerah payudara
2)      Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur mulut dan rahang yang kurang baik; teknik perlekatan yang salah.
3)      Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
4)      Jaringan payudara hipoplastik
5)      Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
6)      Kurangnya gizi ibu
H.    Manajemen Laktasi
Manajemen Laktasi adalah merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap dalam tigatahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam      persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun  (Susiana.H.2009).
Manajemen Laktasi adalah upaya – upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui (Siregar, 2004).
Gambar 1.1 Posisi badan ibu dan bayi dari manjemen laktasi

Laktasi adalah produksi dan pengeluaran ASI, dimana calon ibu harus sudah siap baik secara psikologis dan fisik.Jika laktasi baik maka bayi cukup sehat menyusu.Produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, volume ASI 500 – 800 ml/hari (3000 ml/hari) (Rukiyah, dkk, 2011).
Ruang Lingkup manajemen laktasi adalah periode postnatal, antara lain ASI eksklusif, teknik menyusui, memeras ASI, memberikan ASI peras, menyimpan ASI peras, pemenuhan gizi selama periode menyusui (Maryunani, 2012). Semua tahapan pada manajemen laktasi adalah penting dan berperan untuk keberhasilan ASI eksklusif, sehingga semua tahap harus dipersiapkan dengan baik supaya ASI eksklusif berjalan dengan sukses adalah motivasi bidan, konseling dan perawatan payudara.
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia (DirektoratGiziMasyarakat, 2005).
Gambar 1.2FisiologiLaktasidanAsi

Pada saat bayi menghisap, ASI di dalam sinus tertekan keluar, ke mulut bayi.Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down reflect atau “pelepasan”. Pada akhirnya, let down dapat dipacu tanpa rangsangan hisapan. Pelepasaan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekedar memikirkan tentang bayinya.Pelepasan penting sekali bagi pemberian ASI yang baik.Tanpa pelepasan, bayi dapat menghisap terus – menerus, tetapi hanya memperoleh sebagian dari ASI yang tersedia dan tersimpan di dalam payudara.Bila pelepasaan gagal terjadi berulang kali dan payudara berulang kali tidak dikosongkan  pada waktu pemberian ASI, refleks ini akan berhenti berfungsi dan laktasi akan berhenti. Cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah kolostrum yang mengandung campuran yang kaya akan protein, mineral, dan antibodi, daripada ASI yang telah “matur”. ASI mulai ad akira – kira pada hari yang ke – 3 atau ke – 4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI yang matur kira – kira 15 hari sesudah bayi lahir. Bila ibu menyusui sesudah bayi lahir dan bayi diperolehkan sering menyusu maka proses produksi ASI akan meningkat.



Langkah-langkah kegiatan Menejemen Laktasi menurut Depkes  RI(2005) adalah :
a.    Masa Kehamilan (Antenatal).
1)   Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai manfaat dan keunggulan ASI,manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta cara pelaksanaan management laktasi.
2)   Menyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampumenyusui bayinya.
3)   Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara. Disamping itu, perlu pula dipantau kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan
4)   Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk mencegah kekurangan zat besi.   Jumlah makanan sehari-hari perlu ditambah mulai kehamilan trimester ke-2 (minggu ke 13-26) menjadi 1-2kali porsi dari jumlah makanan pada saatm sebelum hamil untuk kebutuhan gizi ibu hamil.
5)   Menciptakan suasana keluarga   yang   menyenangkan.   Penting   pula perhatian keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk  memberikan dukungan dan membesarkan hatinya bahwa kehamilan merupakan anugerah dan tugas yang mulia.
b.    Saat segera setelah bayi lahir.
1)   Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai menyusui bayi. Karena saat ini bayi dalam keadaan paling peka terhadap rangsangan,selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu secara naluriah.
2)   Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini mungkin untuk memberikan rasa aman dan kehangatan








BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. (Ambarwati, 2008).
Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon yaitu :
1)      Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause.
2)      Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.
3)      Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus berploliferasi, dan tumbuh ductus baru. Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut: Laktogenesis I,Laktogenesis II dan Laktogenesis III.
Manajemen Laktasi adalah merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap dalam tigatahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam      persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun  (Susiana.H.2009).

B.  Saran
Bagi para mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan anatomi dan fisiologi payudara serta mampu menjelaskan mengenai ASI.
Bagi ibu menyusui perawatan puting susu merupakan hal yang sangat penting sehingga harus dibersihkan. Sebagai seorang wanita harus menjaga organ refroduksi terutama payudara agar dapat terhindar dari penyakit yang menyerang payudara. Selain itu dengan merawat payudara kitaterutama pada seorang Ibu maka zat gizi yang di perlukan bayinya akan terpenuhi dengan baik, sehingga pertumbuhan bayi dapat berjalan dengan lancar.


DAFTAR PUSTAKA

Verralls, Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta:EGC.
Ambarwati.2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
       Arianto.2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi
Maryunani, A. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : CV Trans Info Media.
Walyani, Elisabeth Siwi.2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:Pustaka Baru Press.
Nugroho, Taufan. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:Nuha Medika.